Sabtu, November 20, 2010

Di sebalik I'tiraaf itu...tahukah kamu?


Dalam satu riwayat, diceritakan mengenai kisah seorang lelaki separuh umur yang bernama Abu Nawas sedang duduk bersendirian. Dia sedang memerhatikan suasana matahari yang sedang tenggelam di ufuk barat. Indah... suasana itu sungguh indah, tidak terlafaz dengan kata-kata betapa indahnya suasana itu. Di saat langit dihiasi biasan warna kuning jingga keemasan, dia terus dan terus memerhati dengan penuh saksama hinggalah akhirnya suasana itu hilang seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.

Di saat tenggelamnya mentari dan pudarnya keindahan suasana tadi, dia yang tidak dapat menahan sebak yang bergelora dalam diri, akhirnya tidak dapat membendung air matanya...dia menangis. Entah mengapa, sebak meruntun jiwanya. Isakannya semakin kencang, dia tersedu-sedu lalu menadah kedua tangannya;

Wahai Tuhan ku tak layak ke Syurga-Mu 
Namun Aku tidak sanggup ke neraka-Mu  
Terimalah taubatku dan ampuni segala dosaku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai,
Terimalah taubatku Wahai Tuhan yang Maha Tinggi
Dan usiaku berkurang setiap hari,
Dan dosaku pula bertambah setiap masa

Tuhanku, hamba-Mu yang sering melakukan maksiat telah datang kepada-Mu
Senantiasa berbuat dosa, dan sesungguhnya telah berdoa kepada-Mu
Jika Kau ampunikan, maka itu hak-Mu
Dan jika Kau tinggalkan, maka siapa lagi yang hendak kami harapkan seperti-Mu 




I'tiraf adalah sebuah pengakuan. Pengakuan lelaki ini di saat dia menyedari bahawa usianya kian senja, sudah pasti panggilan Allah untuk menghadapNya itu boleh terjadi bila-bila masa sahaja. Di saat Allah memanggil, di saat itu juga Izra'il akan menjemput. Duhai, alangkah dekatnya kematian itu...


Di saat mentari kian tenggelam, dia sedar bahawa hidupnya di dunia adalah seperti itu juga. Namun kita, jarang sekali terdetik untuk renungkan tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t, apatah lagi mengambil ibrah daripada setiap apa yang berlaku di sekeliling kita. Alangkah malangnya diri...


Lihatlah, di saat hampir tanggelamnya matahari...suasana yang begitu indah dan memukau, begitu juga dunia...pesonanya begitu menguji hingga menjadikan kita begitu asyik, terlalai dan tertipu sehingga sampai kepada detik terakhir hidup. Dunia ini terlalu indah, sehingga ramai manusia yang terlena kerana keindahannya. Di saat terlalu asyik menikmati keindahan itu, kita terlupa bahawa sebentar lagi mentari yang membawa biasan cahaya indah itu akan tenggelam dan kegelapan malam akan segera menyelubunginya. Kecuali mereka yang sedar dan gigih mempersiapkan diri membina pelita yang akan meneranginya di saat malam tiba.




"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(al-imran 3:190-191)




Sahabatku, diberitakan ketika surah Ali ‘Imran 191 itu diturunkan, Rasulullah saw telah menangis. Ketika Sayidina Bilal bertanya, “mengapa kau menangis ya Rasulullah?”Rasulullah saw bersabda yang mafhumnya. “celakalah wahai Bilal mereka yang membaca ayat ini tetapi tidak memikirkan makna dan tuntutannya.”




Duhai diri...belumkah engkau mengerti? Mengertilah...mengertilah...mengertilah...







Wahai Tuhan, ku tak layak ke syurgaMu

Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu

Ampunkan dosaku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar



Ilahi lastu lil firdausi ahlaa

Wa laa aqwa 'alaa naaril jahiimi
Fahabli taubataw waghfir dzunuubi
Fa innaka ghofirudz dzam bil 'adhiimi



Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai

Dengan rahmatMu ampunkan daku oh Tuhanku



Wahai Tuhan selamatkan kami ini

Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut, kami harap kepadaMu
Suburkanlah cinta kami kepadaMu



Kamilah hamba yang mengharap belas dariMu


Munsyid: Raihan dan Yasin



Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.

Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.

Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.

(al-imran 2:192-200)



Di sebalik I'tiraaf itu...tahukah kamu?


Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah...ampunkan daku Ya Allah...selamatkan daku Ya Allah...





Wallahu 'Alam...

1 ulasan:

  1. sedih je baca entry ni sambil didendangkan lagu iktiraat...

    ya Allah...ampun dosa kami semua...
    kami harap dan kami takut padaMu ya Allah...

    BalasPadam

Jejak anda...